1.1.3 Pendahuluan
Persiapan pasien dimaksudkan untuk memberi penjelasan kepada pasien atau keluarganya mengenai tujuan dilakukan pemeriksaan, efek atau komplikasi yang mungkin terjadi, persiapan pasien apakah pemeriksaan memerlukan puasa atau tidak, dan hal-hal yang akan memengarui hasil pemeriksaan. Pengambilan spesimen dilakukan pada keadaan basal, yaitu pasien diharuskan puasa antara 10−14 jam (12 jam) sebelum pengambilan darah. Pengertian puasa dalam pemeriksaan laboratorium untuk persiapan pengambilan spesimen, yaitu pasien tidak boleh makan dan minum minuman yang mengandung energi atau elektrolit, namun pasien diperbolehkan minum air putih. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh pasien, yaitu:
- Menghindari obat-obatan sebelum pengambilan spesimen (kecuali pada pasien yang harus minum obat), yaitu 4−24 jam sebelum pengambilan spesimen darah dan 48−72 jam sebelum pengambilan spesimen urine
- Menghindari latihan fisik (olah raga) sebelum pengambilan spesimen
- Pasien harus duduk tenang sekitar 15 menit untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari posisi berdiri ke posisi duduk.
Pengambilan darah vena yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu pada penderita yang mengalami gangguan koagulasi dan penderita dengan infeksi yang penularannya melalui darah (misalnya hepatitis B, hepatitis C, HIV, dan lain-lain).
1.1.4 Lokasi Pengambilan Darah Vena
Pengambilan darah vena dapat dilakukan dengan syringe disposible (spuit), wing needle (bayi), atau venocath. Pengambilan darah vena biasanya dilakukan pada daerah fossa cubiti, yaitu vena basalica dan vena cephalica, dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam kondisi tertentu, misalnya obesitas, vena sangat lembut (bayi), dehidrasi, dan lain-lain; pengambilan pada kedua vena tersebut kadang-kadang mengalami kesulitan. Pada kondisi demikian pengambilan dapat dilakukan pada dorsum mannus atau dorsum pedis. Pada pasien yang diinfus, pengambilan darah dilakukan pada lengan kontralateral, jadi tidak boleh pada lengan yang sedang diinfus. Selain itu, juga jangan dilakukan pada bagian lengan yang mengalami infeksi.
1.1.5 Bahan dan Alat
Peralatan yang diperlukan untuk pengambilan darah vena, yaitu:
- Sarung tangan Bengkok (2 buah)
- Tempat kapas alkohol 8. EDTA
- Botol/tabung steril Plester (yang dilapisi kantong plastik)
- Kapas Tempat sampah
- Alkohol 70% Disposible syringe 3 cc
- Tourniquet
1.1.6 Cara Pengambilan Darah Vena
Pada Gambar 2.1 ditunjukkan cara pengambilan darah vena pada fossa cubiti. Setelah dilakukan disinfektan dengan alkohol 70%, lakukan pengambilan darah seperti tampak pada Gambar 1.
1.1.6.1 Persiapan
- Cek bahan dan alat yang akan digunakan untuk pengambilan darah vena pada fossa cubiti.
- Mengucapkan salam, mempersilahkan pasien duduk, dan memperkenalkan diri.
- Menerangkan ke pasien maksud dan tujuan dilakukan pengambilan darah, tempat pengambilan darah, dan banyaknya darah yang diambil, serta komplikasinya.
- Membuat informed consent.
1.1.6.2 Pengambilan Darah Vena
- Ukuran jarum dan semprit (disposible syringe) disesuaikan dengan keadaan pasien
- Bersihkan lokasi dengan larutan antiseptik dengan kapas alkohol, satu arah atau arah sentrifugal dari dalam keluar.
- Sambil menunggu alkohol kering pada prosedur no 2, pasang torniquet pada +/5cm proksimal dari lokasi vena yang akan diambil darahnya,
- Lakukan insersi jarum dengan posisi bevel menghadap ke atas dengan sudut kemiringan kira-kira 200 (15-300) dari permukaan kulit dan arah jarum menyusuri vena.
- Apabila jarum tepat masuk ke dalam vena, maka akan keluar darah pada semprit. Ketika darah sudah mulai masuk dengan lancar ke dalam semprit, genggaman tangan pasien dapat dilepaskan dan tourniquet dikendorkan atau dilepaskan. Lanjutkan penghisapan dengan semprit sampai jumlah darah mencukupi kebutuhan.
- Apabila darah tidak keluar dengan lancar, maka jarum dapat ditarik kembali perlahan-lahan, kemudian dicoba untuk mengubah arah atau kemiringan sesuai vena lalu tusukkan kembali jarum. Apabila jarum sudah masuk ke dalam kulit harus diusahakan tidak tercabut kembali karena risiko infeksi yang dapat terjadi.
- Apabila jumlah darah sudah mencukupi, torniquet dapat dilepas seluruhnya kemudian jarum dicabut setelah kapas kering steril diletakkan pada lokasi penyuntikan (JANGAN ditekan kuat karena dapat menyebabkan trauma vaskular dan menimbulkan rasa nyeri).
- Lengan dielevasikan (JANGAN ditekuk) dan pastikan darah sudah berhenti keluar dari tempat penusukan kemudian tutup dengan plester. Sebelum dilakukan penutupan plester, pasien diminta untuk melakukan penekanan pada tempat tusukan jarum agar pembengkakan/hematoma minimal.
- Jarum dilepas dari semprit sebelum darah dimasukkan ke dalam botol/tabung darah yang sudah berisi EDTA untuk mencegah hemolisis.
- Segera homogenkan darah dengan cara digerakkan melingkar (memutar) untuk menghindari pembekuan yang akan menyebabkan penurunan jumlah trombosit.
- Apabila darah vena akan digunakan untuk pemeriksaan kimia (diperlukan serum) maka digunakan botol tanpa antokoagulan EDTA dan darah tidak perlu dihomogenkan, selanjutnya lihat catatan di bawah.
Catatan:
- Pemeriksaan hematologi, sediakan 2 tabung (sebelum mengambil darah vena), kecuali apabila pemeriksaan LED menggunakan NaCl fisiologis maka cukup disediakan 1 tabung yang berisi EDTA.
- Tabung I untuk pemeriksaan LED menggunakan natrium sitrat
- Berisi 0,4 mL natrium sitrat 3,8%ª tambah 1,6 mL darah vena (1 : 4)
- Tabung II untuk pemeriksaan Hb, S eritrosit/leukosit/trombosit, dan ADT
Berisi EDTAª tambah darah vena
– 1 mg EDTA untuk 1 mL darah (EDTA bubuk),
apabila EDTA cair perhatikan konsentrasi EDTA tersebut
– EDTA 1% (1 gram/100mL) : 0,1 mL EDTA untuk 1 mL darah (1 : 10)
– EDTA 5% (5 gram/100mL) : 0,02 mL EDTA untuk 1 mL darah (1 : 50)
- darah yang sudah dimasukkan ke dalam tabung yang berisi antikoagulan segera kocok dengan hati-hati hingga homogen, untuk menghindari darah membeku dan lisis
2. Pemeriksaan kimia menggunakan serum
- Pemeriksaan hemostasis menggunakan plasma sitrat
- Pemeriksaan elektrolit menggunakan serum atau plasma dengan antikoagulan lithium heparin (kecuali untuk pemeriksaan elektrolit lithium pada kasus-kasus psikiatri)
- Pada pengambilan darah vena tidak boleh dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- Tourniquet atau pembendungan yang terlalu lama
- Daerah vena yang akan diambil ditepuk-tepuk
- Buka tutup kepalan lengan berulang
- Jarum terlalu kecil dan penarikan darah terlalu cepat
Hal-hal tersebut apabila dilakukan akan menyebabkan elektrolit intraselular ke luar sehingga akan menyebabkan hasil ‘false tinggi’
- Pemeriksaan analisis gas darah menggunakan darah arteri dengan antikoagulan lithium heparin, pengiriman ke laboratorium dalam suhu 2-8OC (dalam ice box atau direndam es batu), sertakan data hemoglobin dan suhu pasien terakhir karena alat mengukur dalam keadaan standar, yaitu pada suhu 37OC dan hemoglobin 15 g/dL.